Minggu, 15 April 2012

PENCINTA LAPEN

Yogyakarta, 06.03.2008 Aneka Miras Lokal dan Kedainya di Jogja Miras atau minuman keras adalah minuman beralkohol yang dijual baik secara legal maupun ilegal. Meskipun legal, sebuah toko atau kedai minum yang tidak berijin resmi dari pemerintah akan dianggap ilegal. Tapi entah kenapa, sering juga kita lihat di televisi dan di media massa lainnya tentang perampasan ratusan botol miras legal oleh pemerintah. Mungkin toko yang jualan tidak memiliki ijin, atau si penjual lupa setor 'pajak' ke pak polisi, mungkin juga pokok masalah lain yang diluar nalar kita seperti misal penggrebekan toko miras oleh segerombolan 'pemuda ka'bah' yang sedang teler juga (seperti banyak terjadi di jogja pada awal tahun 2000an).Lapen adalah salah satu minuman lokal yang populer di Jogja. Miras jenis ini termasuk ilegal karena memang tidak diproduksi oleh pabrik miras dan tidak terdaftar secara resmi di direktori produk makanan dan minuman di pemerintah. Lapen diproduksi oleh industri kecil atau industri rumah tangga alias independen. Produsen lapen banyak tersebar di seluruh penjuru kota Jogja dan sekitarnya; setiap kecamatan tentunya memiliki produsen lapen dan kedainya. Seperti halnya Ciu atau Arak, lapen dijual tanpa kemasan dan biasanya dijual per liter. Wadah yang biasa digunakan adalah kantong plastik dan botol air mineral bekas. Tidak diketahui dengan pasti berapa kadar alkohol yang terkandung didalamnya karena tiap produsen memiliki takaran yang berbeda-beda. Lapen murni (tanpa campuran) umumnya terdiri dari alkohol murni (konsumsi) dan madu. Tapi ada juga lapen yang terbuat dari ethanol, rasanya lebih segar, lebih keras dan berbahaya. Lapen murni ini biasa disebut dengan 'beningan' dan warnanya menyerupai teh yang kental dan sepintas juga mirip dengan whiskey. Lapen juga dipercayai mengakibatkan kebutaan pada mata jika dikonsumsi terlalu banyak. Harga per liternya berkisar antara Rp. 7.000,- sampai dengan Rp. 20.000,-. Seiringnya waktu, terjadi banyak variasi miras murah meriah di Jogja. Seperti munculnya Kahlua (versi generik kahlua asal Meksiko), Midori (lapen menthol), Lapsu (lapen susu atau susu macan) bahkan genre2 diluar lapen seperti misalnya tangkur dan shakeran (mengacu pada istilah 'Shake', minuman oplosan yang sering dijumpai di diskotik, bar atau cafe).Kedai lapen banyak terdapat di kota Jogja. Tiap kedai adalah juga produsen lapen dan memiliki ciri khas yang berbeda-beda; baik itu rasa, aroma, kadar alkohol dan harga tentunya. Bentuk kedai ada 2 macam: warung (dalam ruangan) dan lesehan kaki lima. Tidak seperti di kota lain yang melarang kedai minum secara terbuka, kedai lapen di Jogja termasuk bebas dan terbuka baik itu legal maupun ilegal. Kuncinya adalah rajin membayar pungli ke polisi dan mafia penguasa lahan usaha setempat. Selain menjual lapen, kedai ini juga menjual camilan atau biasa disebut dengan 'tambul' atau 'surungan'. Camilan ini macam-macam, mulai dari tempe goreng, kacang goreng, kepala ayam goreng sampai balungan (tulang rebus anjing atau kambing). Camilan yang paling populer dan dianggap pas adalah kacang goreng dan sengsu (tongseng asu/anjing). Selain kedai lapen, warung miras murah meriah yang populer di Jogja adalah shakeran. Shakeran banyak muncul pada awal tahun 2000. Sebenarnya shakeran ini tidak menjual miras, mereka hanya pengoplos saja. Miras dibawa sendiri oleh konsumer, biasanya mansion house vodka dan mansion house whiskey. Penjaja warung hanya menyediakan aneka macam rasa oplosan yang nantinya disajikan dalam gelas pitcher. Tapi di tahun 2006 banyak warung shakeran yang gulung tikar. Dibawah ini beberapa daftar kedai miras lokal di Jogja yang saya ingat:
Santoso. Disebut sebagai kedai dan produsen miras pertama di Jogja. Lapennya yang terkenal namanya: Cassanova. Rasanya kental, sekilas seperti jamu dan 'nendang' banget! Harganya cukup mahal untuk kelas lapen. Rp. 20.000,-/liter. Disajikan juga per gelas. Saat ini berada di komplek pertokoan Kolombo, Gejayan. Berdekatan dengan kampus Universitas Sanata Dharma dan Atmajaya. Berbentuk warung (indoor).
Pajeksan. Sesuai namanya, kedai ini berbentuk lesehan dan berada di jalan Pajeksan, Malioboro. Menu populernya adalah rasa Strawberry Susu dan Mocca Susu. Kedai ini sangat populer sekali, mungkin karena posisinya yang ada di jantung keramaian kota Jogja, Malioboro.
Tangkur. Tangkur sebenarnya adalah jamu yang terbuat dari penis buaya tapi mengandung kadar alkohol. Kedai tangkur yang populer ada di kawasan Wirobrajan.
Blue Red. Namanya adalah plesetan dari Blurej, singkatan dari Blunyah Rejo, kawasan tempat warung ini mangkal. Tepatnya terletak di selatan STM Negeri 1. Kedai ini terkenal meimiliki berbagai macam rasa; Melon, Strawberry, Orange, Mocca, Coklat, dll.
Lapsu. Menu utama kedai ini adalah lapen susu dengan aneka macam rasa. Terletak di timur Rumah Sakit Dokter Sarjito.
Lapen Gejayan. Kedai lapen ini cukup unik karena tempatnya menumpang sebuah warung makan pecel lele. Menunya hampir mirip dangan Pajeksan.
Gondomanan. Saya lupa nama kedai dan pemiliknya, yang jelas terletak di jalan Gondomanan, persis seberang gang Sayidan (kampung asal Shaggydog). Kedai ini cukup menarik karena selain jualan lapen, juga menjual sengsu. Pas banget! Menunya juga sama dengan Pajeksan. Di tahun 2001-2005 sempat menjadi tempat nongkrong skinheads, makanya pernah ada istilah Skinhead Sayidan.
Firma Kahlua Indonesia, atau populer disebut Kahlua. Versi generik kahlua asal Meksiko ini juga sangat digemari karena rasanya yang mirip coffeemix. Berwarna hitam dan lumayan nendang. Kualitas rasanya menurun dibanding ketika pertama kali muncul. Harganya Rp. 20.000,-. Sebenarnya ini bukan kedai, tapi produsen. Letaknya ada di dalam gang sebelah barat Pajeksan. Selain kahlua juga ada Midori. Berwarna hijau dan memiliki rasa Menthol.Daftar ini akan terus bertambah, karena saya juga sudah lama tidak mengunjungi tempat-tempat diatas karena masalah kesehatan ;-pSilahkan berkunjung ke Jogja dan nikmati aroma rasa lapen Jogja yang manis dan bertenaga!

Tidak ada komentar: