Kamis, 24 April 2008

Diam ITU menyimpan misteri

Tak Ada Pendiam yang Tak Tinggalkan Misteri


Fotos y Videos Relájate y mira un Video!Y mucho más. Sin registro100links.com/video
Tak ada pendiam yang tak tinggalkan misteri. Ketika ia berdiri atau duduk dalam diam, orang tak mudah tebak apa yang sebenarnya ia simpan. Sesekali ia berbicara namun tetap kata-kata yang terbatas itu tak mampu jawab tanya manusia tentang siapa dirinya.

Saya baru berkenalan dengan seorang pendiam. Seperti yang sudah-sudah, ketika berkenalan dengan para pendiam saya selalu lebih berhati-hati dalam produksi kata. Walaupun tidak mendadak saya ikut jadi pendiam sepertinya. Hanya lebih bersahaja. Saya harus selalu mempelajari siapa lawan bicara saya. Ini penting.

Saya sebenarnya bukanlah orang yang terlalu banyak bicara. Tapi saya bisa berbicara banyak jika suasana menghendaki. Dan sayangnya ceplosan kata terkadang mengalir dari alam bawah sadar. Saya kurang berhati-hati dalam merangkai kata. Saya sedang belajar.
Kali itu saya berkenalan dengan seorang penulis. Awalnya saya tak tahu. Dia tampak begitu bersahaja. Penampilan beliau juga sangat sederhana. Tapi tatapan matanya sangat berbeda. Tajam. Baru ketika teman saya memperkenalkan lebih jauh siapa fulan ini saya jadi tahu tentangnya.

Dia adalah penulis dengan beberapa karya yang sudah diterbitkan. Saya jadi minder. Dan dia hanya mendengarkan cerita tentang dirinya sambil membaca dan mengoreksi transkrip tulisan yang baru dikeluarkannya dari ranselnya.

Sepulang ke kosan saya buka kembali Diwan Imam Syafi’i yang sering saya jadikan pelipur hati. Saya ingat ada Sya’ir yang senada dengan kejadian ini. Tentang “diam”. Yaitu syair pertama pada Qofiyah Al-Cha yang berjudul ash-Shumtu Hikmatun yang berarti “Diam itu bijaksana”. Tentu maksudnya adalah diam pada tempatnya. Begini bunyinya:

Saya coba terjemahkan secara bebas. Sangat bebas : D

Mereka berkata “Diamlah engkau!” karena mereka memusihikuAku katakan bahwa bicaraku tentu akan membuka pintu keburukanDiamku terhadap orang si jahil dan si pandir adalah kemuliaanDengannya aku menjaga tak merusak harga diriku.

Apakah engkau tidak melihat seekor singa?Bukankan ia disegani kar’na diamnya?Dan coba kau lihat anjing yang hina ituSungguh ia dilempari batu kar’na gonggongannya Kawan. Tak ada pendiam yang tak tinggalkan misteri. Maka cobalah memiliki wibawa dengan tak banyak bicara yang tak berarti. Karena kita semua percaya bahwa: “Semua kata akan diperhitungkan kelak”. Setelah kita mati.

Ditulis dalam Pesona Sastra Arab, Spiritual Blogging, akhlaq muslim, bahasa arab, nasehat hati & 
Komentar
19 Tanggapan ke “Tak Ada Pendiam yang Tak Tinggalkan Misteri”
di/pada Mei 11, 2007 pada 3:01 pm1 ichsanmufti
Ups.. Anda tak perlu sediam itu dong. Silakan komentar sepuasnya. Tak apa sedikit cerewet disini

di/pada Mei 12, 2007 pada 3:00 am2 ukhti nita
Subhanallah..diam itu adalah emas.diam itu sungguh bijaksana,namun sangat sedikit sekali yang mengerjakannya.Diam begitu indah,tapi disaat ini sebagian besar manusia penuh obsesi untuk berbicara.Mereka kira dengan banyak bicara,terlihalah kebiwaan diri kita.Tapi itu sungguh aneh.Karena diam itu membuat orang semakin penasaran dengan kita.Bahkan diam itu membawa maslahat banyak untuk kita.Tapi kita juga harus berbicara,ketika dengan mlakukan hal itu kita melihat banyak maslahat untuk kita dan tentunya orang yang ada di sekitar kita.
Sungguh indah tulisannya :-)…

di/pada Mei 12, 2007 pada 12:21 pm3 asyarief
Assalamu’alaikum
akh…sungguh ana ingin menjadi pendiam. Tentu diam yang pada tempatnya. Namun, kenapa sulit sekali ya?
Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai menjaga lisan.
Jazakallah khoir buat artikelnya. Bagus isinya dan enak dibaca.
wassalamu’alaikum

Tidak ada komentar: